Sekitar 60-an Peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa fokus mendengarkan materi di Lantai 1 gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Bone, Jl.Onta No.11 Watampone (2/12/12) Peserta tersebut berasal dari siswa Sekolah Jurnalistik dan Diksuswati I PIKOM IMM STKIP Muhammadiyah Bone.
“Ini adalah kegiatan Sekolah Jurnalistik, namun untuk efektifitasnya, peserta dari DIKSUSWATI kami persilahkan ikut menerima materinya karena salah satu materi relevan dengan ini” Ungkap Immawati Jusniar, Koordinator Bidang Kurikulum Sekolah Jurnalistik MPI-PDM Bone.
“Materi yang dipelajari pekan ini adalah Menulis, untuk itu kami mendatangkan seorang penulis buku dari Makassar, Kakanda Siti S.Rimang, penulis buku best seller “Menulis Seindah Bernyanyi” untuk membagi pengalaman dan pengetahuan kepada peserta Sekolah Jurnalistik ini”
Ia pun menambahkan, “Kegiatan Sekolah Jurnalistik ini kami agendakan berlangsung selama sembilan kali pertemuan tiap hari Ahad, dan Alhamdulillah untuk pekan ini kakanda Siti S. Rimang membawakan yang materi Menulis”
“Untuk pelajaran pekan berikutnya kami rencanakan akan mengadakan study lapangan ke redaksi media cetak lokal yang ada di Kabupaten Bone” tambahnya lagi.
Sementara itu Abdul Waris Hasrat, Ketua MPI-PDM Bone menuturkan “Walaupun waktu belajarnya sebenarnya tidak memadai namun kami berharap melalui sekolah jurnalistik ini kami mulai melatih dan mengajarkan kader-kader untuk menulis sehingga menjadi seorang jurnalis yang professional dan handal”
Terakhir, Pemateri, Siti S. Rimang atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Dada’, menitip pesan kepada peserta Sekolah Jurnalistik “saya ingin melihat lahir penulis-penulis muda,suara kita tidak bisa hanya lewat lisan dia hanya akan mengantung di awan, tapi perlu untuk diabadikan agar kelak anak cucu kita bisa mengerti kehidupan ini, tulislah sepanjang itu bermanfaat bagi orang lain, saya punya mimpi besar melihat Bone disesaki oleh penulis-penulis,tapi apa yang ingin ditulis jika minat membaca saja tidak ada?, ini perlu paksaan. dan tentu kita semua harus berkorban.”(awh)
