Pengantar Ideologi
Ideologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :(1)Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. (2)Cara berpikir seseorang atau suatu golongan, (3)paham, teori, dan tujuan yans berpadu merupakan satu kesatuan programs sosial politik.
Ideologi adalah sistem paham atau seperangkat pemikiran yang menyelurvh, yang bercita-cita menjelaskan dunia dan sekaligus mengubahnya.
Shariati mengartikan ideologi sebagai ilmu tentang keyakinan dan cita cita yang dianut oleh kelompok tertentu, kelas sosial tertentu, atau suatu bangsa dan ras tertentu. Jadi ideologi dapat dikatakan sebagai sistem paham mengenai dunia yang mengandung teori perjuangan dan dianut kuat oleh para pengikutnya menuju cita-cita sosial tertentu dalam kehidupan.
Bagi Mannheim, ideologi ialah ramalan tentang masa depan yang berdasarkan pada sistem yang sedang berlaku.
Ideologi sebagai suatu sistem paham mengandung unsur-unsur:
- pandangan yang komprehensif tentang manusia, dunia dan alam semesta dalam kehidupan.
- Rencana penataan social-politik berdasarkan paham tersebut
- Kesadaran dan perencanaan dalam bentuk perjuangan melakukan perubahan-perubahan berdasarkan paham dan rencana dari Ideologi tersebut
- Usaha mengarahkan masyarakat untuk menerima Ideologi tersebut yang menuntut loyalitas dan keterlibatan para pengikutnya
- Usaha memobilisasi seluas mungkin para kader dan massa yang akan menjadi pendukung Ideologi tersebut.
Fungsi Ideologi
- Pada awal kelahirannya di akhir abad ke-19 di Negeri Barat (Perancis) Ideologi sebagaimana dicetuskan pertama kali oleh Destutt de Tracy merupakan “ilmu pengetahuan tentang ide-ide untuk menyususn ilmu pengetahuan baru yang menggantikan prasangka-prasangka metafisika dan agama yang teosentrisme.
- Ideologi bagi para pengikutnya memiliki fungsi positif sehingga dianut dengan penuh keyakinan. Menurut Vago, Ideologi memiliki fungsi:
a. Memberikan legitimasi dan rasionalisasi terhadap perilaku dan hubungan-hubungan social dalam masyarakat.
b. Sebagai dasar atau acuan pokok bagi solidaritas social dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
c. Memberikan motivasi bagi para individu mengenai pola-pola tindakan yang pasti dan harus dilakukan
· Bagi sementara kalangan Ideologi juga dipandang memiliki sisi negative.
o Napoleon memandang para akademisi yang doktriner, utopis dan tidak realistic sebagai kaum “ideologist” dalam konotasi yang negative.
o Karl Marx menuding Ideologi sebagai “fals consciousness” yakni suatu kesadaran yang palsu dan mewakili kepentingan kelas yang berkuasa dalam struktur kehidupan masyarakat.
o Menurut Kuntowijoyo. Ideologi ternyata kaku dalam menghadapi kenyataan. Marhaenisme kesulitan menghadapi realitas baru berupa tumbuhnya kelas menengah dan kelas atas. Komunisme dan Marxisme tidak dapat menanggulangi ambruknya sistem ekonomi kkomando, bahkan negeri ortodoks seperti RRC kini menganut sistem perdagangan bebas. Ideologi Islam kesulitan menghadapi kemajemukan bangsa dan kemajemukan umat Islam sendiri. Sehingga bagi Kuntowijoyo, Ideologi itu bersifat subjektif, normative dan tertutup yang berbeda sekali dengan ilmu pengetahuan yang memiliki watak obyektif, faktual dan terbuka
Ideologi Islam
Ideologi-ideologi yang berbasis agama memiliki akar pada teologi dari agama-agama yang bersangkutan. Di lingkungan umat Islam dikenal ideologi Islam, yang memiliki keterkaitan dengan karakter Islam sebagai agama. Ideologi Islam berbeda dengan Marxisme, Sosialisme dan Kapitalisme, maupun Ideologi lainnya yang tidak memiliki basis teologis. Pandangan tentang kebebasan, pesaudaraan, kesamaan, kemanusiaan dan relasi-relasi social dalam Ideologi Islam memiliki basis pada pandangan filosofis tentang teologi Islam, sehingga memiliki pijakan yang kokoh.
Ideologi sebagaimana agama menurut Shariati memang memiliki pemihakan, yang berbeda dari ilmu pengetahuan dan filsafat. Ideologi dan agama bahka memiliki fungsi kritik terhadap status-quo. Para Nabi menurut Shariati membangun Ideologi, sehingga yang dibutuhkan dalam memperjuangkan dan mencapai cita-cita yang diidamkan berdasarkan keyakinan keagamaan.
Muhammadiyah Suatu Ideologi?
Dari pembahasan mengenai Ideologi di muka kiranya dapat diidentifikasi sejumlah agenda wacana, khususnya dalam kaitan dengan gerakan-gerakan Islam sebagaimana halnya Muhammadiyah, antara lain:
1. Ideologi sebagai suatu sistem paham memiliki sisi positif dan sekaligus negative dalam kehidupan umat menusia. Bagi gerakan-gerakan Islam, apakah Ideologi dengan wataknya yang tertutup akan dijadikan sistem paham dan tidak mereduksi Islam sebagai ajaran yang komprehensif dan terbuka. Jika Ideologi dijadikan sistem paham, maka Ideologi Islam yang semacam apakah yang akan diformulasikan? Apakah Ideologi Islam itu merupakan manhaj (sistem) Islam tersendiri ataukah bagian dari manhaj (sistem) Islam yang tumbuh bersama ilmu pengetahuan dan sebagainya yang berarti bersifat terbuka dan relative? Ideologi mempunyai sisi positif, termasuk mengikat kesadaran kolektif yang kental. Persoalannya, bagaimana visi Ideologi yang positif itu dapat dikembangkan dalam suatu gerakan Islam seperti Muhammadiyah tanpa terjebak ke dalam bias Ideologi yang serba kaku dan serba mutlak?
2. Dalam Muhammadiyah terdapat pemikiran keagamaan yang bersifat ideologis yaitu Muqaddimah anggaran Dasar Muhammadiyah dan Matan Kyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah yang lahir sebagai upaya Muhammadiyah untuk merumuskan cita perjuangan dan tajdid di bidang Ideologi (keyakinan dan cita-cita hidup) guna mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bagaimana sistem paham keagamaan tersebut disosialisasikan dan dioperasikan untuk membengun kesadaran kolektif menuju cita-cita gerakan yang dibangun di atas keyakinan Islam yang kokoh sekaligus membawa pencerahan dan kemajuan bagi warga Muhammadiyah khususnya dan umat Islam pada umumnya?
3. Apakah semua hal yang menyebabkan Muhammadiyah memiliki kepentingan-kepentingan ideologis? Apakah hal-hal yang berdimensi ideologis dalam Muhammadiyah merupakan indikasi bahwa Muhammadiyah sebagai ideologi Islam?
Muhammadiyah sebagai Ideologi Gerakan Islam
Muhammadiyah bukanlah Ideologi sebagaimana Ideologi dalam pengertian sistem paham yang radikal, kaku, dan bercorak gerakan politik. Muhammadiyah kendati bukan Ideologi, tetapi dalam perkembangannya sedikit atau banyak mengalami persentuhan dengan konsep-konsep dan kepentingan ideologis. Dalam Muhammadiyah banyak diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan “Ideologi Islam”, seperti konsep Islam sebagai dasar Negara, masyarakat Islam, asas Islam dan konsep-konsep politik Islam.
Dalam pemikiran ideologis, M. Djindar tamimi mencatat bahwa:
“pada Muktamar ke 37 1968 di Yogyakarta telah diterima ide untuk mengadakan tajdid dalam Muhammadiyah bidang: Ideologi(keyakinan dan cita-cita hidup), Khittah Perjuangn, Gerak dan Amal usaha serta organisasi, dengan ruusan-rumusannya lebih dikonkritkan dan disistematisir dalam Tanwir sesudah itu, seperti rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dan Khittah Muhammadiyah.”
Pada waktu itu (1968) memang istilah Ideologi mulai dihindari, sehingga Muhammadiyah memakai Istilah “Keyakinan dan Cita-cita Hidup” untuk konsep Ideologi. Hal ini untuk menghindari kesamaan dengan Ideologi Negara, Pancasila.
Semua itu menunjukkan bahwa Muhammadiyah betapapun tidak menjadi sistem Ideologi, tetapi tidak tertutup dari pengaruh pemikiran ideologis dan sampai batas tertentu mengadopsi elemen-elemen Ideologi gerakan Islam.
Ideologi Gerakan Muhammadiyah dapat dipahami dalam beberapa dimensi dan esensi pemikiran serta aksi gerakan sebagai berikut:
1. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistem paham dan teori perjuangan yang dilandasi, dijiwai dan dibingkai serta dimaksudkan untuk mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan umat manusia.
2. Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah manhaj (sistem, metode) dakwah Islam untuk mengajak manusia beriman kepada Allah serta amar ma’ruf nahi munkar.
3. Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah sistem dan teori perjuangan Islam untuk Tajdid (pembaruan) sehingga slalu terbuka pada kritik dan memiliki agenda perubahan kea rah kemajuan.
4. Ideologi gerakan Muhammadiyah memiliki kerangka pemikiran dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammdiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal lainnya dalam sistem keyakinan dan kehidupan Islami dalam Muhammadiyah.
5. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan teori dan strategi perjuangan Islam yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
6. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan tali pengikat gerakan yang diwujudkan dalam sistem organisasi, jama’ah, kepemimpinan, dan gerakan amal usaha untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin di muka bumi ini.
Dalam memahami dan meletakkan Muhammadiyah sebagai gerakan Ideologis gerakan Muhammadiyah, maka perlu dipahami dua esensi utama yang menjadi bangunan dasar cara berpikir seluruh warga muhammadiyah dan sekaligus sebagai kata kunci Ideologi gerakan Muhammadiyah yaitu
Pertama, bahwa Islam haris disistematisir ke dalam sistem gerakan dalam enam dimensi ideologis yaitu sebagai
1) landasan dan ruh utama gerakan
2) sumber nilai dan norma
3) sistem dan metode gerakan
4) paradigma pemikiran, teori dan konsep
5) mizan dan pengendali gerakan
6) format etika dan etos gerakan.
Kedua, bahwa Masyarakat Islam sebagai cita-cita social yang diidam-idamkan haruslah dipahami dan diterjemahkan dalam lima aspek ideologis yaitu:
1) tujuan gerakan yang harus dicapai dengan teori dan strategi perjuangan yang mantap
2) wujud cita-cita social yang akan dituju sekaligus menjadi tuntutan untuk disosialisasikan ke masyarakat luas
3) tipe ideal masyarakat sebagai wujud rahmatan lil-‘alamin
4) identitas kolektif yang menghimpun seluruh potensi dan kekuatan massa organisasi
5) format peradaban yang terkait dengan pembentukan masyarakat Islam atau masyarakat madani.
Substansi Ideologi Muhammadiyah
Dalam Muqaddimah AD Muhammadiyah dinyatakan, bahwa dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di mana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammdiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar yaitu:
- Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.
- Hidup manusia bermasyarakat
- mematuhi ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
- Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam Masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan.
- Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.
- melacarkan amal-usaha dan perjuangan dengan organisasi.
Penutup
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang telah bergumul dengan realitas sejarah yang penuh dinamika tampaknya memiliki sejumlah prinsip fundamental yang bersifat ideologis, yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Muhammadiyah merupakan Gerakan islam yang meyakini dengan sepenuh hati bahwa islam sebagai satu-satunya Agama Allah yang benar, yang mendasarkan keyakinannya itu pada Tauhid yang murni dan bersumber pada AlQur’an dan Sunnah Nabi, dan mengemban misi risalah Islam itu untuk menegakan dan membangun kehidupan yang membawa pada keselamatan serta kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
- Muhammadiyah sebagai gerakan Islam mempunyai maksud dan tujuan menegekkan dan menjunjung tinggi Agama Islam selalui sistem dakwah dan organisasi untuk terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yakni masyarakat utama yang diridhai Allah SWT dalam wujud Khaira Ummah dan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
- Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mencapai maksud, tujuan, dan cita-citanya diwujudkan dan diaktualisasikan dengan jalan melaksanakan Dakwah Islam yang membawa seruan untuk beriman, amar ma’ruf,nahi munkar yang berwtak tajdid baik yang bersifat pemurnian, maupun pembaruan.
- Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam membangun kehidupan yang dicita-citakan senantiasa mendasarkan diri pada pandangan dunia yang memiliki orientasi hablumminallah dan hablumminannas secara integrative baik dalam lingkup kehidupan pribadi, keluarga, maupun masyarakat melalui usaha-usaha da’wah yang menyeluruh di berbagai bidang kehidupan.
- Muhammadiyah sebagai gerakan Islam di Indonesia senantiasa menyadari dan mengindahkan keberadaan hidup masyarakat dan bangsa serta Negara Indonesia dengan tekad mengemban misi Dakwah Islam untuk kemajuan dan keselamatan hidup umat dan masyarakat di dunia dan akhirat.
- Pencapaian tujuan Muhammadiyah dilakukan secara terus-menerus dan ditempuh melalui sistem organisasi yang merupakan satu teori dan strategi gerakan yang utuh dan solid yang didukung oleh sarana dan prasarana sebagai alat da’wah yang harus diselenggarakan dengan seksama dan niscaya.
- Pencapaian tujuan dengan sistem organisasi bagi Muhammadiyah hanya akan berhasil apabila mampu melakukan pembinaan anggota sebagai subjek dakwah secara terorganisasi yang membentuk satu kesatuan jama’ah dan jam’iyah di bawah imamah yang kokoh.
- Dengan sistem gerakan yang terorganisasi secara permanent dan memiliki nilai-nilai fundamental itu, Muhammadiyah senantiasa menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah dan ishlah dengan tetap istiqamah dalam menunaikan da’wah untuk terciptanya rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan umat, masyarakat, bangsa dan dunia kemanusiaan.
Disarikan dari buku:
“Ideologi Gerakan Muhammadiyah”,
karya Drs. H. Haedar Nashir, M.Si
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah 2000-2005,
diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah.