Home » , » Guru Vs UN

Guru Vs UN

Written By MUHAMMADIYAH BONE on Senin, 29 April 2013 | 16.37

aspikal landu Carut marut tentang dunia pendidikan terus jadi buah bibir mulai dari kalangan bawah sampai para wakil rakyat, ini dimulai dengan tata urus ujian nasional baru-baru ini yang mengalami kesemrawutan. Menteri pendidikan yang merupakan penyelenggaraan ujian nasional bisa dikatakan gagal dalam mengontrol pelaksanannya, dimulai dengan penyebaran naskah ujian nasional yang tidak merata sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sehingga ujian nasional ditunda dalam beberapa hari. Kwalitas lembar jawaban yang dinilai kurang sehingga gampang rusak seketika siswa menghapus jawaban yang dianggap salah. Pelaksanan ujian nasional yang tidak serntak sehingga diduga soal dapat bocor, sehingga ujian nasional tahun ini bisa dikatakan tidak bisa diambil rujukan untuk ketentuan kelulusan.
Disinilah mulai wakil rakyat angkat bicara dan melakukan spekulasi untuk menghapus ujian nasiional.  Ujian nasional dinilai sosok yang menakutkan siswa sehingga siswa mengalami tekanan batin yang amat mendalam sehingga dapat mempengaruhi siswa dalam menjawab soal-soal ujian nasional. Selajutnya siswa menilai soal-soal ujian nasinal dianggap rumit. Sehingga tidak jarang kita temukan siswa shock dan depresi setelah ujian nasional. Disamping itu standar kelulusan dianggap cukup tinggi sehingga siswa dikhwatirkan tidak dapat mencapai nilai standar kelulusan tersebut .
Penghapusan ujian nasional dibantah oleh mentri pendidikan Muh. Nuh, dia ngotot bawa ujian nasional merupakan rujukan untuk menentukan kelulusan. Tapi disenayan ini mulai dispekulasikan untuk penghapusan ujian nasional.
Saya menilai bahwa ujian nasional masih sangat perlu sebagai rujukan kelulusan siswa, sebenarnya ujian nasional dinilai sosok yang menakutkan sebagai siswa itu tergantung dari kesiapan siswa, dan kesiapan siswa dapat diperoleh dari guru bagaimana mempersiapkan siswanya dalam menghadapi ujian nasional, terutama dalam menjawab soal-soal. Seandainya siswa punya kesiapan dalam artian bahwa soal-soal ujian nasional kita dapatkan dalam bangku sekolah maka ujian nasional tidak akan menjadi sosok yang menakutkan. Tapi kenyataannya sebagian guru yang tidak siap menghadapi ujian nasioan tersebut. Justru kekhwatiran ada pada guru, ini menandakan bahwa guru belum profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pengajar dalam kelas. Padahal soal-soal ujian nasioanal pasti suda didapatkan dalam pembelajaran sehari-hari. Jadi apa yang menjadi kendala dalam ujian nasioanl tersebut.
Soal-soal ujian nasional itu sudah diuji tinngkat kesukaranya, valliditas, dan realibilatasnya, jadi soal-soal ujian nasional tidak mungkin keluar dari silabus yang suda tersusun dengan rapi. Tapi itu yang saya katakan guru tidak mengelola pembelajaran dikelas secara profesional.
Jadi wacana penghapusan ujian nasional saya pikir tidak tepat, tapi yang harus dilakukan adalah bagaimana supaya menggejot guru supaya lebih profesional lagi dalam menjalankan tugasnya, apalagi begitu banyak teori belajar yang dapat memayungi pokok pembahasan yang dapat diajarkan, maka guru harus banyak menguasai banyak teori belajar supya dapt mengkombinasikannya dalam pembelajaran, kalau itu sudah dilakukan maka yakin ujian nasional adalah biasa-biasa saja.
Sekali lagi untuk menghasilkan output pendidikan yang berkualitas maka yang perlu diperbaiki adalah gurunya. Dan semua pihak harus bekerja sama, terutama pengawas dalam membina guru-guru yang ada dilapangan.
ASPIKAL LANDU
Penulis adalah Mantan Aktivis IMM Bone
Saat ini sedang menempuh pascasarjana di UNM Makassar






Share this article :

TULISAN TERPOPULER



 
Redaksi : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. MUHAMMADIYAH KABUPATEN BONE - All Rights Reserved