Home » » MEWASPADAI NEO PREMANISME DI TUBUH MUHAMMADIYAH

MEWASPADAI NEO PREMANISME DI TUBUH MUHAMMADIYAH

Written By MUHAMMADIYAH BONE on Jumat, 07 Oktober 2011 | 19.27

Oleh : Irwan Samad*

Suatu ketika, seperti biasanya sehabis bergelut dengan aktivitas sehari-hari, sore ataupun malam harinya, aku sempatkan diri untuk browsing di dunia maya. Di salah satu Akun saya, ada teman (tepatnya Adindaku) yang baru juga menjadi teman di jejaring FB meminta saya untuk memberi komentar seputar "Premanisme" (saya menyebutnya demikian) yang dialamatkan pada IMM Bone beberapa hari yang lalu. Organisasi tempat dulu saya banyak menghabiskan waktu dan tenaga, menimbah pengalaman dan berkreasi sewaktu kuliah di Watampone.

Spontan, detak jantungku berdetak kencang. Saya berpikir, rupanya premanisme masih tetap eksis dan berakar dalam Amal Usaha Muhammadiyah (Baca:STKIPM). Eksistensi premanisme ini bahkan lebih cenderung bergerak sistemik dan terstruktur bahkan membudaya. Apa yang menimpa dalam Amal Usaha Muhammadiyah, khususnya adinda-adindaku di IMM Bone sesungguhnya hanyalah sebuah metamorfosa dari sebuah budaya arogansi dan kekerasan yang selama ini dipertontonkan secara vulgar oleh mereka yang hanya ingin mengambil keuntungan dalam perserikatan. Saya turut berduka cita atas apa yang menimpa IMM Bone.

Ya..semua ini mereka lakukan terhadap IMM dan Muhammadiyah secara umum dengan sistemik dan by design, sudah terskenario dengan apik bahwa mereka ingin meluluhtatahkan ideologi perserikatan Muhammadiyah dan menggantikannya dengan ideologi premanisme baru (Neopremanisme). mereka patahkan semua usaha yang mengarah pada penguatan ideologi Muhammadiyah, mereka lemahkan semangat aktifis-aktifis muda Muhammadiyah dalam mencetak kader. Tapi pada saat yang sama mereka justru mencari sesuap nasi dalam tubuh Muhammadiyah. Sebuah tindakan yang ambilavalen sekaligus aneh.

Sikap arogansi, boikot dan teror alias premanisme terhadap kegiatan DAD tidak hanya terjadi kali ini saja. saya teringat sekitar tahun 2001/2002 ulah premanisme ini juga pernah dipertontonkan oleh mereka yang nota bene berasal dari kalangan oknum akademisi STKIPM. alasannya pun tidak jelas. hanya karena tidak senang saja benih-benih ideologi Muhammadiyah bersemai dan tumbuh di tanah Bugis. Akhirnya karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, DAD komisariat STKIP ditutup secara terpaksa oleh Master of Training dan mandat dikembalikan kepada PC IMM Bone dan ditembuskan pada DPD IMM Sulsel sehingga dialihkan kegiatannya di Masjid Agung Assalam waktu itu.

Tindakan tak terpuji menghalang-halangi kegiatan DAD IMM Bone yang nota bene dilakukan oleh oknum kalangan akademisi STKIPM, sepantasnya hanya dilakukan oleh preman kampung. Terlepas persoalan kegiatan DAD IMM Bone mendapatkan izin atau tidak dari pihak STKIPM, tapi tidak lantas menjadi alasan pembenaran tindakan premanisme sehingga seolah-olah kekerasan dan premanisme adalah jalan keluarnya. Karena dalam perspektif ideal, kalangan akademisi (dosen, mahasiswa) semestinya turut memberikan support dan dukungan atas kegiatan tersebut. sehingga fungsi kampus benar-benar sebagai tempat mencetak insan yang berkarakter, memiliki integritas kepribadian yang mulia, bukan justru sebaliknya.

Karenanya saya dan kita semua turut prihatin. Perilaku sabotase bahkan pengrusakan terhadap pengkaderan IMM Bone adalah teror baru yang semestinya mendapatkan sanksi pidana. Karenanya, penegakan hukum harus benar-benar dilakukan. Masalah ini harus diusut tuntas hingga ke akar-akarnya dan mencari aktor intelektual di balik peristiwa ini, sehingga ini menjadi cermin bagi siapa saja bahwa sesungguhnya kekerasan dan premanisme bukan tempatnya di bumi kita ini dan sudah tidak relevan lagi.

Harapan saya, STKIPM sebagai salah satu asset dan AUM kiranya perlu evaluasi diri (Muhasabah), khususnya dalam perekrutan tenaga dosen dan karyawan maupun mahasiswa. Mereka harus benar-benar dipastikan sebagai orang-orang yang berpihak kepada Organisasi Muhammadiyah tempat mereka mencari nafkah dan menimbah ilmu. Mereka perlu secara berkelanjutan mendapatkan pembinaan dan pengkaderan pada level-level tertentu sehingga mereka dapat memahami secara utuh dan mendalam tentang makna organisasi dan perjuangan Muhammadiyah.

Adindaku Immawan dan Immawati Bone, jangan mudah patah semangat. terus kobarkan perjuangan. Rapatkan barisan. Masa depan Muhammadiyah dan Islam ada di pundak kalian. Yakinilah tidak ada satupun perbuatan kebajikan yang kita lakukan yang tidak dibalas oleh Allah sekalipun itu seberat zarrah.
Billahi fii Sabili al-Haq, Fastabiq al-khairaat

* Ketua Umum PC. IMM Bone periode 2000-2002.

Share this article :

TULISAN TERPOPULER



 
Redaksi : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. MUHAMMADIYAH KABUPATEN BONE - All Rights Reserved